Minggu, 20 April 2014

GAGAL
Rasanya saya sudah sangat terbiasa dengan kata yang satu ini. Hampir selalu saya hadapi setiap kali saya mulai mencoba. Sudah banyak teman yang mengatakan bahwa setiap orang itu punya jatah kegagalan masing-masing. yaaa dan mungkin saya termasuk orang yang mendapatkan jatah gagal terbanyak. hahaha tapi tidak dalam semua hal sih, dalam tulisan ini saya khusus membahas kegagalan saya dalam hal kompetisi penulisan, seperti lomba Karya Tulis Ilmiah. Seperti yang telah saya ceritakan dalam tulisan sebelumnya bahwa saya saat ini sedang menaungi sebuah organisasi penulisan. Saya sangat tertarik dengan dunia penulisan khususnya dalam bagian fiksi. Saya mulai dari Nol saat itu, karena saya benar-benar tidak tau bagaimana cara menulis karya ilmiah. Saya belajar dengan senior-senior saya dalam satu organisasi saat itu. Saya selalu optimis setiap mengikuti perlombaan, dan saya sudah mengikuti lebih dari 20 lomba dan hanya 2 yang berhasil masuk ke babak final, itupun hanya sampe sepuluh besar saja. Hiks :( menyedihkan yaa...Ilmuan ternama seperti Thomas Alfa Edison yang katanya sudah 9.998 kali gagal dan pada percobaan yang ke 9.999 baru ia berhasil menciptakan sebuah lampu pijar yang menyala. Ketika ditanya apa kunci kesuksesannya. Thomas Alfa Edison menjawab, “SAYA SUKSES KARENA SAYA TELAH KEHABISAN APA YANG DISEBUT KEGAGALAN”. Waoooww... apakah saya harus gagal sebanyak itu juga ?? Tapi terkadang saya berfikir mungkin ini bukan passion saya. Saya mengutip beberapa pengertian Passion, dari beberapa sumber hasilnya begini nih..passion is the energy that comes from bringing more of YOU into what you doPassion adalah sesuatu yang kita ga pernah bosen untuk melakukannya.Passion adalah dimana kita akan mengorbankan segala hal untuk mencapai itu.Passion adalah sesuatu yg dikerjakan dengan ikhlas, tanpa paksaan dan suatu bentuk panggilan dari alam bawah sadar manusiaPassion adalah dimana kita tidak memikirkan untung dan rugi.Passion adalah ketika kita melakukan hal itu begitu saja dan lupa dengan hal yang lain.passion adalah sesuatu yang sangat kita sukai, sesuatu yang bisa kita lakukan berjam-jam tanpa kita merasa capek.Nah itu tuh yang saya selalu rasakan saat mengerjakan karya tulis ilmiah, tetapi saat saya gagal saya merasa sangat kecewa dan apa yang sudah saya lakukan rasanya sia-sia. Saya bahkan sudah berkali-kali berkata dalam diri saya seperti ini " ini lomba terakhir... ini lomba terakhir yang saya ikuti,, kalo gagal lagi saya gak akan ikut lomba lagi, mau fokus sama tugas dan kuliah saja". haha saya sampe sudah tidak ingat berapa kali saya mengatakan itu,, toh saat ada info lomba terbaru saya tetap tertarik untuk ikut lagi, dan gagal lagi. Melihat keberhasilan teman-teman yang setiap ikut lomba lolos, dan sepertinya mudah sekali untuk lolos bahkan jadi juara. Saya sudah berusaha untuk mencari penyebab kegagalan saya dan memperbaikinya, saya juga sudah konsultasi sama dosen bimbingan, tapi tetap saja lagi-lagi gagal. Jika ini bukan bidang saya, berarti saya harus mencari bidang yang lain... tapi apaa.. rasanya tidak ada aktifitas lain yang saya lakukan selain menulis, dan bidang ilmu perkuliahan saya juga adalah pendidik yang ujung-ujungnya juga tetap menulis. Hmmmm sudahlah,, toh katanya gagal itu awal kesuksesan,, gagal itu keberhasilan yang tertunda... yaaa emang benar,, spertinya saya harus belajar dari om Thomas,, harus tetap semangat menghabiskan jatah kegagalan yang gak tau sampe berapa banyak. hehe :)

Sabtu, 05 April 2014

"KESEMPATAN KEDUA"

"Perlu kau tahu bahwa tak selamanya kesempatan kedua itu ada ". yaa entah kenapa saya tertarik untuk menuliskannya malam ini. Kebetulan topik itu sepertinya sedang menjadi trend di dalam perbincangan kami. Berbicara tentang kesempatan yang setiap orang memilikinya, dan tidak sedikit juga yang menyiakannya. Terkadang mungkin kita berfikir bahwa masih ada kesempatan lain, sehingga kita tidak menganggap sesuatu itu penting untuk diperjuangkan. yaa,, banyak alasan yang dapat dikambing hitamkan dalam drama klise ini. Hidup itu selalu dihadapkan kepada pilihan, termasuk pilihan untuk memerima ataupun menolak. Pilihan untuk menyanggupi ataupun mengabaikan.
...
Dan setiap pilihan akan mempunyai resiko yang harus dipertanggung jawabkan. yaa,, kali ini sebenarnya saya ingin sedikit bercerita mengenai kesempatan yang pernah saya coba berikan kepada seseorang dan mungkin itu akan menjadi kesempatan pertama dan terakhir baginya. Sampai saat ini saya masih tidak mengerti apa yang membuat ia menerima kesempatan itu untuk kemudian ia lepaskan. yaa,mungkin itu pilihannya dan hanya dia yang tau alasannya. Kemudian saya merasa ia berhak tau bahwa itu adalah kesempatan pertama dan terakhir yang saya berikan untuknya.
....
Saya sangat mengapresiasi atas keteguhan hatinya, kekuatannya berpegang terhadap komitmen, kedewasaan cara berfikirnya serta kebijaksanaan hatinya. Setiap kali saya berfikir, dan mencoba mencari titik tengah dari abstraknya logika yang ada, saya selalu tak menemukan adanya rasionalisasi dari situasi ini. Entah apa yang bermain disana, keegoisan kah, emosi kah, atau bahkan sebuah bentuk penolakan, apapun itu semua telah membuka mata saya bahwa ia telah memilih untuk melepaskan. Mungkin ia berfikir suatu saat akan ada kesempatan kedua, untuk kemudian berubah dan memulai kembali seperti semula. Maka dengan tegas saya katakan "Perlu kau tahu bahwa tak selamanya kesempatan kedua itu ada ".
....
Saya mengerti bahkan sangat faham akan alasannya memilih untuk melepaskan. Tetapi ia juga harus mengerti alasan saya memberikan kesempatan pertama dan terakhir. Satu kali ia bisa melepaskan, maka akan sangat mungkin ia untuk kedua atau bahkan ketiga kalinya kembali melepaskan kesempatan yang telah ia terima.