Rabu, 19 Februari 2014

Simpul Tali Temaram


Dari judul aja udah keliatan "galau" nya, apalagi isinya yaa..hihi :) . Saya sendiri juga gak tau kenapa memilih judul ini. Mari disimak bareng-bareng aja yaa. 
...
Setiap orang memiliki talinya masing-masing, dan seharusnya tali itu akan membentuk simpul dengan tali lainnya yang mempunyai karakteristik yang sama. Oleh karena itu Tuhan telah berkata bahwa setiap insan telah diciptakan berpasang-pasangan. Setiap pasangan merupakan cerminan diri satu sama lain. Bagaimana kita bisa menemukan tali yang tepat agar  dapat membantu kita merangkai simpul yang indah ?
...
Hubungan yang terjalin tidak pada waktu yang tepat umpama simpul tali yang temaram. Tidak terlihat jelas apakah simpul itu telah mengikat tali yang tepat atau malah sebaliknya. Tanpa kepastian dan hampa akan kejelasan terhadap hubungan yang dibina atas landasan asas kasih sayang. Jika simpul itu bertahan hingga menginjak dipan-dipan suci dalam ruang lingkup pernikahan maka beruntunglah ia dapat memperkuat simpul satu sama lain. Akan tetapi, seutas tali yang pernah bersimpul erat seketika saja lepas terberai maka sia-sia semua yang telah dibina. Semakin sering seutas tali tersimpul erat kemudian terberai maka tidak akan sama kuatnya simpul yang dibentuk pada ikatan tali yang terakhir. "Rasa" itu tetap tidak akan sama banyaknya. "Ikatan" itu tidak akan sama kuatnya.
...
Sejatinya setiap insan pernah merasakan cinta. Karena cinta hadir sebagai anugerah dari Tuhan kepada hamba-Nya untuk saling mengasihi. Jujur saja, bahwa saya juga pernah merasakan cinta. Hadir pada saat yang tidak tepat dan membuat saya terjebak di dalamnya. Lantas semua ini membuat saya merenung apakah saya sedang atau bahkan telah membuat simpul tali temaram ? Simpul yang bahkan saya sendiri tidak memiliki kepastian apakah ia akan bertahan atau terberai.
...
Membuat seseorang masuk ke dalam situasi yang sulit. Membutakan mata terhadap hukum-hukum dan ajaran yang selama ini di junjung tinggi. Melumpuhkan logika akan janji-janji yang belum pasti dan melihat masa depan hanya dengan sebelah mata. Seolah urusan hati adalah yang pertama sehingga diperbudak oleh hawa nafsu atas nama cinta. yaa.. saya pernah atau bahkan sedang berada dalam situasi ini.
...
Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Mengumpulkan kembali benang-benang yang tercecer dan merajutnya menjadi sebuah tali yang utuh. Meskipun tidak akan sama, tetapi selagi masih ada waktu maka berbenah diri adalah jalan terbaik. Sembari menunggu waktu menghampiri dengan membawa seutas tali yang siap membentuk simpul yang jelas agar ia tak lagi temaram. 
...
Entah esok lusa, atau lusa lagi,lusa lagi dan lusa lagi. Hingga kau siap maka datanglah dengan gagah dan lantang layaknya seorang ksatria yang menjemput putri impian.

*Tulang Rusuk itu Tidak Akan Tertukar*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar