AYAH PAHLAWANKU
Aku bersyukur dapat mengenal sosok laki-laki separuh baya ini. Seorang
laki-laki yang tegas, bijaksana, tangguh, pekerja keras, dan berhati lembut.
Beliau memberikan kesempurnaan di dalam kesederhanaan. Ya,beliau adalah ayahku,
pahlawan di dalam hidupku.
Saat aku menulis ini, mungkin ayah sudah tertidur pulas melepas lelah
setelah bekerja seharian membanting tulang, demi mencukupi kebutuhan keluarga.
Aku hanya ingin bercerita tentangmu ayah, aku ingin mengatakan kepada dunia
bahwa aku bahagia, sangat bahagia bisa menjadi bagian dari hidupmu.
Aku selalu ingat nasehat yang sering beliau katakan, “kita ini orang
perantau, dimanapun kita berada haruslah menjadi orang yang bermanfaat buat
orang lain”. yaa, seperti itulah kenyataannya sosok beliau, selalu menolong
tanpa pamrih, dan lagi-lagi harus aku katakan aku BANGGA terhadapmu ayah. J
Sedikit bercerita tentang masa remajaku, yang berhasil aku jalani dengan
baik berkat sosok seorang ayah. Yaa, seperti yang kita ketahui masa remaja
adalah masa yang sangat rentan terhadap virus HMJ (Hati Merah Jambu), apalagi
masa-masa SMA, dan sepertinya ayah sudah pengalaman betul dengan hal ini,Hehe.
Pepatah mengatakan lebih baik mencegah dari pada mengobati, alhasil
terciptalah peraturan perundang-undangan di dalam rumahku. Salah satunya adalah
larangan untuk keluar malam. Yaa, ini adalah peraturan yang sangat aku suka,
karena dampaknya dapat aku rasakan hingga sekarang J. Selain itu,
entah gak tau kenapa, wajah ganteng ayahku ini justru ditakuti sama
teman-temanku khususnya para laki-laki. Alhasil gak ada yang berani main
kerumahku kecuali saat lebaran. Yaa jangan sampai gak ada yang berani mau
melamar ke rumahku gara-gara hal ini,hehe J
Suatu hari saat aku dipergoki oleh ayah sedang berboncengan dengan
seorang teman laki-laki ketika pulang sekolah, ayah langsung memarahiku dan
menasehatiku panjang lebar. Yaa,mungkin karena saat itu aku belum mengerti jadi
refleks aku langsung menjawab dan membuat ayah semakin marah. Alhasil kakiku
biru karena dipukul, hehe. Tapi sekarang aku mengerti betapa ayah sangat
khawatir dengan keadaanku. Hal ini terbukti ketika aku pulang larut malam
setelah aku mengadiri acara buka puasa bersama di rumah teman, aku melihat ayah
masih duduk menungguku di ruang tamu, aku tahu beliau sangat lelah dan
mengantuk, tetapi semuanya tek beliau hiraukan demi menunggu putrinya pulang.
Yaa, sekarang aku mengerti dibalik ketegasanmu tersimpan kelembutan
hati. Dibalik kemarahanmu terpendam kekhawatiran yang mendalam akan masa depan
putrimu. Yaa, sekarang aku mengerti ayah, mengapa kau selalu mengajariku untuk
mandiri, karena kau ingin aku tumbuh menjadi wanita yang tangguh menghadapi
kerasnya dunia.
Untaian kata ini tak akan cukup menggambarkan perjuanganmu, seluruh
hidupku ku berikan pun tak akan cukup membalas semua pengorbananmu. Satu
janjiku ayah, aku akan menjadi anak yang berbakti hingga akhir usiaku.
Satu hal yang selalu kau katakan,
“ayah bahagia jika melihat anak-anak ayah bahagia”. I LOVE YOU ayah J
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusayooo...ayooo... persiapkan diri dari sekarang :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus