hemmm jujur saya jadi bingung mau nulis apa disini.. awalnya mau nulis tentang jodoh dan pernikahan, tapi barusan ketemu sama blog yang isinya tentang perjuangan menyelesaikan skripsi.. hehe jadi lucu sendiri, karena dua hal tadi memang sedang jadi beban pikiran saya akhir-akhir ini :D
Hari Jum'at kemarin saya konsultasi proposal penelitian dengan dosen pembimbing, dan dapat banyak banget revisi, rasanya bingung sekaligus sedih, karena melihat teman-teman satu kelas yang udah pada seminar peroposal, sedangkan saya masih asyik revisi. Kemudian, karena saya pusing jadi sore harinya saya main ke sekre dan ngobrol sekaligus becandaan sama anak-anak lisma di sekre :). Malam harinya saya dan teman-teman pergi makan diluar dan dari situlah pembicaraan mengenai pernikahan dimulai. "Kak dian, kapan nih mau daftar ? " haha awalnya saya sudah tau pertanyaan ini akan menjurus kemana. Daftar yang dimaksud itu adalah daftar untuk proses ta'aruf. Ohya sebelumnya, tepat pada hari kamis saya dan seorang sahabat mengikuti bedah buku dan ceramah dari Ust. Salim A Fillah. Kebetulan beliau juga sedikit menyinggung tentang jodoh, Seperti firman Allah pada surah Hud ayat 6. Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). Bahwa rezki itu sudah diatur, jadi tidak perlu takut untuk menikah, jangan takut tidak berkecukupan selama kita mau berusaha menjemput rezki itu. Hal ini yang masih belum dapat saya tanamkan dalam benak dan pemikiran.
......
Sebenarnya dari setelah itu saya sudah mulai terfikirkan soal jodoh. Lanjut lagi ke pembicaraan saya dengan beberapa teman, saya jawab, "yaa saya sebenarnya ingin mendaftar, saya tau bahwa dengan saya mendaftar, maka itu akan membuka peluang untuk saya bertemu dengan jodoh, cuman saya masih belum siap jika nanti tiba-tiba ada yang ingin ta'aruf dan saya harus menolaknya dengan alasan yang sulit diterima. Nanti jadinya menunjukkan bahwa saya ini tidak serius untuk segera menikah". Kemudian saya juga teringat dengan orang tua yang mungkin tidak akan setuju kalau saya menikah setelah wisuda. Karena dari yang saya lihat, orang tua sangat berharap saya mempunyai pekerjaan yang menjamin masa depan saya, dan saya bisa membantu adik-adik saya terlebih dahulu. Kemudian teman saya menjawab "yaa cari jodohnya yang bisa mengambil hati orang tua,,punya penghasilan dan masa depan yang jelas, pasti orang tua juga menginginkan yang terbaik untuk anaknya,lagian menikah itu kan ibadah, sejauh ini pasangan yang melalui proses ta'aruf hubungan keluarganya baik2 saja". Sampai disitu, pembicaraan malam kemarin. Selanjutnya hal ini menjadi sedikit renungan bagi saya.
.......
Kemudian keesokan harinya,tepat hari sabtu pukul 11.30 pagi saya main ke sekre lagi, niatnya mau pergi ke Perpustakaan Daerah setelah dzuhur,ehh ternyata ketemu adik junior dan bilang ada seminar mbak Asma Nadia jam 13.00 siang ini. Waaaahh saya senang banget dong, karena mbak Asma itu penulis favorit saya, kemudian kami berangkat,sampai ditempat saya tidak menyangka kalau seminarnya tentang bagaimana membentuk keluarga yang islami. Dengan pembicara mbak Asma dan seorang ustadz yang saya lupa namanya hehe :). Lagi-lagi seminar ini membicarakan tentang jodoh dan pernikahan. Dari materi yang disampaikan oleh ustadz mengenai makna dari surah Al- Furqan ayat 74. Dan orang-orang yang berkata,"Ya Tuhan kami, anugerahkankanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk mata, penyenang hati, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa". Doa ini kata beliau menjadi doa yang hendaknya selalu dibaca agar memperoleh pasangan yang dapat menjadi penyejuk mata dan anak-anak yang menyenangkan hati. Dan kuncinya adalah selalu perbaiki diri, perbaiki diri, dan perbaiki diri. Yakinlah bahwa janji Allah itu pasti, barang siapa yang selalu berusaha memperbaiki diri maka akan dipertemukan dengan jodoh yang senantiasa memperbaiki diri pula. kemudian ditanya kapan target nikah? haha ini pertanyaan yang berat. Disini saya berfikir, bahwa saya saja rasanya baru mulai mencoba memperbaiki diri, maka sudah pantaskah saya untuk mengharapkan jodoh yang baik. Usaha yang dapat saya lakukan saat ini mencoba untuk memantaskan diri.
........
Kemudian mbak Asma juga ngasih materi tentang hal serupa, dan benang merah yang dapat saya ambil disini, bahwa seorang ikhwan (laki-laki) harusnya sudah bisa berpenghasilan sendiri meskipun ia sedang kuliah, karena itu akan menjadi nilai plus dimata camer (calon mertua) hehehe. Seandainya ada ikhwan sholeh yang bekerja sebagai penyapu jalanan, atau pengamen bahkan pembuang sampah, adakah akhwat yang mau menerimanya? semua akhwat terdiam dan kalaupun menjawab seperti ragu-ragu dan terpaksa "yasudahlah, boleh sih, iii..yaa..a" haha tuh kan, berarti rezky itu juga harus diusahakan. Kemudian bagi akhwat, kata mbak asma, sebaiknya setelah menikah keluarga menjadi nomor 1 dan karir menjadi nomor 2, kalau bisa seorang wanita bekerja yang tidak terlalu sering meninggalkan rumah, karena anak-anak itu sanat perlu bimbingan dan kasih sayang dari orang tuanya. Haha, disini juga mbak Asma sepertinya menyarankan untuk segera menikah, kalau sudah ada yang diminati, demi mencegah hawa nafsu yang kita sendiri pun terkadang tidak dapat mengendalikannya. Kalau sudah menikah juga rezkinya menjadi besar karena digabung menjadi dua. Hahaha,, saya rasa ini memang menjadi godaan di semester akhir, saat galaunya skripsi bercampur aduk dengan galaunya soal jodoh. Untuk soal "daftar" mungkin saya akan segera mendaftar saat hati saya sudah mantap. Perjalanan jodoh itu sama dengan perjalanan rezki, kalau gak diusahakan gak akan nyampe. Semoga diberi petunjuk untuk segera memantapkan hati :)
........
love story about skripsi mungkin di lain waktu saya ceritakan. Buat sahabat saya yang baca ini jangan ketawa yaaa... semoga juga dipercepat skripsi dan dipermudah menjemput jodohnya amin :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar