Sejak saya menduduki bangku kuliah, saya sudah berkeinginan untuk dapat mengabdi ke pelosok negeri. Apalagi ketika saya menemukan sebuah buku berjudul Indonesia Mengajar yang berisi kumpulan kisah pengalaman para pengajar muda, saat mereka mengajar di daerah terpencil selama 1 tahun. Awalnya saya bercita-cita untuk dapat mengikuti program itu setelah lulus kuliah nanti. Kemudian ternyata ada program juga yang sama tetapi diselenggarakan oleh DIKTI, yaitu SM3T. Programnya hampir sama, intinya kita mengajar di daerah yang terpencil, terluar dan tertinggal selama 1 tahun. Sebenarnya apapun programnya tidak masalah, yang penting dapat mengabdi, Tetapi masalahnya disini adalah jika saya mengikuti ini, saya akan terpisah dari orang tua, kemudian saya belum bisa mencari pekerjaan yang merupakan tuntutan dari keluarga, bingung banget sebenarnya, Ketika melihat beberapa teman saya yang lolos SM3T, atau Indonesia mengajar dan sejenisnya, betapa bahagianya mereka bisa memiliki kesempatan emas itu untuk mencari dan berbagi pengalaman kepada anak-anak dan masyarakat yang berada di pelosok negeri. Memasuki daerah baru dengan segala keragaman budaya dan adat-istiadatnya, melihat tawa para bocah yang setiap pagi pergi ke sekolah, bermain bersama membagi ilmu kepada mereka dengan harapan dapat membantu meningkatkan derajat hidup para anak lugu dan polos itu. Betapa bahagianya dapat belajar hidup mandiri di tengah masyarakat dengan bahasa yang berbeda, memberi harapan kepada mereka bahwa tidak ada yang tidak dapat kita lakukan dengan ilmu. Mendidik, mengabdi, membangun negeri melalui generasinya. Membayangkannya saja sudah membuat bahagia, bisa menikmati keindahan alamnya yang masih asri. Apalagi hobi saya memang traveling, mengunjungi daerah baru dengan pemandangan alam yang eksotis. Pengennya sih bisa mengabdi sambil treveling, ibarat sambil menyelam minum air, hehe.
Saya bangga dengan mereka yang mempunyai keberanian untuk mengambil keputusan mengabdi ke pelosok negeri, ketika banyak sarjana diluar sana, bahkan mungkin termasuk saya malah sibuk memikirkan bagaimana memperoleh kehidupan yang mapan dengan kerjaan yang tetap. Saya tidak menyalahkan mereka, atau anda atau bahkan saya sendiri, karena hidup itu pilihan dan semua punya hak prerogatif masing-masing. Seperti pilihan yang saat ini belum dapat saya putuskan terkait masa depan saya mau seperti apa ? Sering terlintas dalam fikiran, setelah kuliah mau cari kerja atau pergi mengabdi ke pelosok negeri, tetapi saya selalu berfikir, itu masih lama, lulus aja beloon, nanti aja mikirinnya kalo udah wisuda, ckckck.. Akhirnya sampe sekarang saya belum punya keputusan, emang siiih saya belum lulus, boro-boro wisuda, sidang aja beloon.. Tapi, mikirnya selalu seperti ini ("yaudah liat aja nanti, biarkan berjalan sperti air yang mengalir"), benar-benar gak visioner kan saya ini.. Bukan berarti keinginan untuk mengabdi pudar yaaa, masih tetap kok, apalagi selalu ngeliat temen2 yang posting foto kegiatan dia selama di daerah penugasan, rasanya pengeeen banget. Tapi sampe sekarang masih belum dapat izin dari orang tua, Orang tua maunya setelah lulus segera cari kerja, itu pun gak boleh jauh-jauh yaaa sekitar wilayah pontianak-sambas laah,, sebenernya sih kalo saya ikut pengabdian seperti itu bukan berarti saya gak bisa dapat pekerjaan. Bisaaa, tapi yaa mungkin butuh waktu sedikit lebih lama, dan mungkin temen2 seangkatan kita udah nikah dan punya rumah sendiri. Ditambah lagi pertanyaan orang sekampung yang bikin telinga serasa pengen disumbat (udah lulus yaa?? kerja apa sekarang ? kapan nikah ? bla..blaa..bla). Mungkin itu yang bikin orang tua pengen anaknya cepet dapat kerja, dan pastinya orang tua juga pengen cepet ngeliat anaknya sukses, mapan dan hidup berkecukupan. Yaaa,, liat sajalah nanti masa depan saya seperti apa, setelah lulus mau kemana,, semoga diberikan petunjuk dan jalan terbaik oleh Allah swt. Untuk teman2 yang udah bikin keputusan terbaik dalam hidup loe, mengabdi ke pelosok daerah mencerdaskan bangsa, gue gak bosen-bosennya bilang BANGGA, banget sama loe semua.. (gaya anak alay :D )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar