Jumat, 18 September 2015

Muhasabah Malam - Salim A Fillah



Ya Allah, aku berdiri dihadapan Mu, mengagungkan asma Mu dengan rindu dan malu. Nikmat Mu mengguyur, durhaka ku bertabur.
Ya Allah, aku berdiri dihadapan Mu, memohon dengan sendu, jauhkan aku dari dosa yang akrab sejauh timur dan barat.
Ya Allah, aku berdiri dihadapan Mu, meminta dengan iba, bersihkan aku dari noda, seperti kain putih yang suci tak bercela.



Ya Allah, aku berdiri dihadapan Mu dengan nista melekat di jiwa, basuhi ia dengan air suci, dengan salju putih, dengan embun jernih.
Ya Allah, aku berdiri dihadapan Mu dengan memanggil nama Mu, hati ku penuh gigil dan takut, gerisik harap, dan getar cinta.
Ya Allah, aku berdiri dihadapan Mu dengan memuji Mu, sebilang makhluk Mu, seridho diri Mu, sehias Arsyi Mu, seutuh kalam Mu.



Ya Allah, aku berdiri dihadapan Mu, enggankan aku dari jalan mereka yang bodoh tertipu, merasa berkebaikan dalam jerumusan syaitan. 

Ya Allah, aku berlindung kepada mu dari hati yang melihat ada nikmat dalam maksiat, dari jiwa yang merasa sengsara dalam kebajikan. 
Ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari lemah niat di kala harus berbakti dan dari tinggi hati saat berhasil menaati.


Ya Allah, ampuni aku sebab mengaku ikhlas beramal karena Mu tapi masih saja ada selain Mu menyelinap dalam hati ku. 

Ya Allah, ampuni aku sebab mengaku bertaubat namun masih sering tergelincir kembali pada dosa yang sama. 
Ya Allah, ampuni aku sebab kadang masih menyesali kesempatan bermaksiat yang terlewat.


Ya Allah, ampuni aku sebab kadang masih berlega hati saat kesempatan berbuat baik tak jadi dipenuhi. 

Ya Allah, ampuni aku sebab kadang masih merasa sedih dengan caci maki, padahal aslinya diri lebih mengerikan lagi. 
Ya Allah, ampuni aku sebab kadang masih merasa gembira dengan puja-puji, padahal sejatinya diri tak layak sama sekali.


Ya Allah, ampuni aku yang tahu bahwa maut itu pasti, tapi tak kunjung reda dari canda dan banyak tawa yang melenakan hati. 

Ya Allah, ampuni aku yang tahu bahwa kubur itu gelap dan sunyi, tapi tak semangat menerangi dan meramaikannya dengan bershalih diri.
Ya Allah, ampuni aku yang tahu bahwa ada berbangkit setelah mati, tapi tak beramal untuk bekal menghadapi dibungkamnya segala dusta.


Ya Allah, ampuni aku yang tahu bahwa kelak semua amal akan diperlihatkan, tapi masih tak bermalu berlaku yang menistakan.

Ya Allah, ampuni aku yang tahu bahwa perhitungan Mu sangat teliti, tapi masih jumawa mencoba mensiasati dan mencurangi.
Ya Allah, ampuni aku yang tahu bahwa pengadilan Mu tak kan keliru, tapi masih merasa ada celah untuk lari dari dakwaan Mu.


Ya Allah, ampuni aku yang tahu bahwa siksa neraka itu ada, tapi kadang masih terbayang alangkah nikmatnya dosa-dosa. 

Ya Allah, ampuni aku yang tahu bahwa syurga itu nyata, tapi kadang masih merasa alangkah beratnya ibadah, taat dan taqwa.


Ya Allah, tolong kami tuk selalu mengingatmu dan menafikan selain Mu dari niat serta iktikad, mensyukuri Mu dan sabari dunia yang sementara.

Kamis, 13 Agustus 2015

Gak ada judul

Kalo liat gambar ini, rasanya galau plus sedih banget. Gak tau kali ini mau nulis apa, cuman lagi sedih dan kecewa banget rasanya sama diri-sendiri. Hari ini, akhirnya kata-kata itu terucap juga dari kedua orang tuaku. Bahwa mereka sebenarnya sungguh  kecewa, saya tidak bisa wisuda tepat waktu, saat teman-teman saya yang lain sudah mengenakan toga dan kebaya, sedangkan saya masih berkutat di ruangan sempit ini menghadap layar komputer dengan begitu banyak angka-angka hingga saya begitu jenuh melihatnya. Saya akui ini memang kesalahan saya, tidak bisa mengendalikan rasa malas, dan terlalu menganggap hal ini sesuatu yang sepele. Tapi, hari ini rasanya ingin mengutuk dan menghukum diri-sendiri, selama ini telah begitu egois tanpa memikirkan perasaan orang tua,yang pasti sangat kecewa. Selama ini selalu berusaha membuat orang tua bangga, dengan prestasi yang dimiliki. Tujuan utama kerja keras dalam menuntut ilmu cuma satu, untuk bikin orang tua bahagia dan bangga. Maafkan saya yang kali ini sudah mengecewakan. Mungkin juga sudah membuat malu karena selalu ditanya sama orang-orang kapan selesai studinya. Maafkan saya yang terlalu egois, hanya mementingkan diri-sendiri sehingga saya tidak bisa mencapai target seperti yang diinginkan. 
Saat diberi target harus selesai bulan September, saya akan mengusahakan. saya takut untuk bilang iya ataupun tidak bisa, karena saya juga tidak tau kenapa begitu malas, seolah tak ada alasan yang kuat untuk saya harus cepat menyelesaikannya. Rasanya amanah orang tua yang saya tanggung saat mulai menginjakkan kaki di kampus ini menjadi sebuah tugas yang harus segera diselesaikan. Mungkin hanya itu alasan saya harus bekerja keras mulai saat ini. Hanya ingin segera menyelesaikan amanah itu. Meskipun saya tak tau apa yang harus saya lakukan setelah lulus nanti, pastinya begitu banyak tuntutan lain yang akan datang, seolah hidup ini hanya berjalan di jalur yang telah disediakan tanpa bisa memilih jalur lain yang kita inginkan. Entahlah,, 

Sabtu, 08 Agustus 2015

Masa Depan Seperti Apa ?

Sejak saya menduduki bangku kuliah, saya sudah berkeinginan untuk dapat mengabdi ke pelosok negeri. Apalagi ketika saya menemukan sebuah buku berjudul Indonesia Mengajar yang berisi kumpulan kisah pengalaman para pengajar muda, saat mereka mengajar di daerah terpencil selama 1 tahun. Awalnya saya bercita-cita untuk dapat mengikuti program itu setelah lulus kuliah nanti. Kemudian ternyata ada program juga yang sama tetapi diselenggarakan oleh DIKTI, yaitu SM3T. Programnya hampir sama, intinya kita mengajar di daerah yang terpencil, terluar dan tertinggal selama 1 tahun. Sebenarnya apapun programnya tidak masalah, yang penting dapat mengabdi, Tetapi masalahnya disini adalah jika saya mengikuti ini, saya akan terpisah dari orang tua, kemudian saya belum bisa mencari pekerjaan yang merupakan tuntutan dari keluarga, bingung banget sebenarnya, Ketika melihat beberapa teman saya yang lolos SM3T, atau Indonesia mengajar dan sejenisnya, betapa bahagianya mereka bisa memiliki kesempatan emas itu untuk mencari dan berbagi pengalaman kepada anak-anak dan masyarakat yang berada di pelosok negeri. Memasuki daerah baru dengan segala keragaman budaya dan adat-istiadatnya, melihat tawa para bocah yang setiap pagi pergi ke sekolah, bermain bersama membagi ilmu kepada mereka dengan harapan dapat membantu meningkatkan derajat hidup para anak lugu dan polos itu. Betapa bahagianya dapat belajar hidup mandiri di tengah masyarakat dengan bahasa yang berbeda, memberi harapan kepada mereka bahwa tidak ada yang tidak dapat kita lakukan dengan ilmu. Mendidik, mengabdi, membangun negeri melalui  generasinya. Membayangkannya saja sudah membuat bahagia, bisa menikmati keindahan alamnya yang masih asri. Apalagi hobi saya memang traveling, mengunjungi daerah baru dengan pemandangan alam yang eksotis. Pengennya sih bisa mengabdi sambil treveling, ibarat sambil menyelam minum air, hehe. 
Saya bangga dengan mereka yang mempunyai keberanian untuk mengambil keputusan mengabdi ke pelosok negeri, ketika banyak sarjana diluar sana, bahkan mungkin termasuk saya malah sibuk memikirkan bagaimana memperoleh kehidupan yang mapan dengan kerjaan yang tetap. Saya tidak menyalahkan mereka, atau anda atau bahkan saya sendiri, karena hidup itu pilihan dan semua punya hak prerogatif masing-masing. Seperti pilihan yang saat ini belum dapat saya putuskan terkait masa depan saya mau seperti apa ? Sering terlintas dalam fikiran, setelah kuliah mau cari kerja atau pergi mengabdi ke pelosok negeri, tetapi saya selalu berfikir, itu masih lama, lulus aja beloon, nanti aja mikirinnya kalo udah wisuda, ckckck.. Akhirnya sampe sekarang saya belum punya keputusan, emang siiih saya belum lulus, boro-boro wisuda, sidang aja beloon.. Tapi, mikirnya selalu seperti ini ("yaudah liat aja nanti, biarkan berjalan sperti air yang mengalir"), benar-benar gak visioner kan saya ini.. Bukan berarti keinginan untuk mengabdi pudar yaaa, masih tetap kok, apalagi selalu ngeliat temen2 yang posting foto kegiatan dia selama di daerah penugasan, rasanya pengeeen banget. Tapi sampe sekarang masih belum dapat izin dari orang tua, Orang tua maunya setelah lulus segera cari kerja, itu pun gak boleh jauh-jauh yaaa sekitar wilayah pontianak-sambas laah,, sebenernya sih kalo saya ikut pengabdian seperti itu bukan berarti saya gak bisa dapat pekerjaan. Bisaaa, tapi yaa mungkin butuh waktu sedikit lebih lama, dan mungkin temen2 seangkatan kita udah nikah dan punya rumah sendiri. Ditambah lagi pertanyaan orang sekampung yang bikin telinga serasa pengen disumbat (udah lulus yaa?? kerja apa sekarang ? kapan nikah ? bla..blaa..bla). Mungkin itu yang bikin orang tua pengen anaknya cepet dapat kerja, dan pastinya orang tua juga pengen cepet ngeliat anaknya sukses, mapan dan hidup berkecukupan. Yaaa,, liat sajalah nanti masa depan saya seperti apa, setelah lulus mau kemana,, semoga diberikan petunjuk dan jalan terbaik oleh Allah swt. Untuk teman2 yang udah bikin keputusan terbaik dalam hidup loe, mengabdi ke pelosok daerah mencerdaskan bangsa, gue gak bosen-bosennya bilang BANGGA, banget sama loe semua.. (gaya anak alay :D )

Sabtu, 21 Februari 2015

Just a Story

hemmm jujur saya jadi bingung mau nulis apa disini.. awalnya mau nulis tentang jodoh dan pernikahan, tapi barusan ketemu sama blog yang isinya tentang perjuangan menyelesaikan skripsi.. hehe jadi lucu sendiri, karena dua hal tadi memang sedang jadi beban pikiran saya akhir-akhir ini :D
Hari Jum'at kemarin saya konsultasi proposal penelitian dengan dosen pembimbing, dan dapat banyak banget revisi, rasanya bingung sekaligus sedih, karena melihat teman-teman satu kelas yang udah pada seminar peroposal, sedangkan saya masih asyik revisi. Kemudian, karena saya pusing jadi sore harinya saya main ke sekre dan ngobrol sekaligus becandaan sama anak-anak lisma di sekre :). Malam harinya saya dan teman-teman pergi makan diluar dan dari situlah pembicaraan mengenai pernikahan dimulai. "Kak dian, kapan nih mau daftar ? " haha awalnya saya sudah tau pertanyaan ini akan menjurus kemana. Daftar yang dimaksud itu adalah daftar untuk proses ta'aruf. Ohya sebelumnya, tepat pada hari kamis saya dan seorang sahabat mengikuti bedah buku dan ceramah dari Ust. Salim A Fillah. Kebetulan beliau juga sedikit menyinggung tentang jodoh, Seperti firman Allah pada surah Hud ayat 6. Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). Bahwa rezki itu sudah diatur, jadi tidak perlu takut untuk menikah, jangan takut tidak berkecukupan selama kita mau berusaha menjemput rezki itu. Hal ini yang masih belum dapat saya tanamkan dalam benak dan pemikiran. 
......
Sebenarnya dari setelah itu saya sudah mulai terfikirkan soal jodoh. Lanjut lagi ke pembicaraan saya dengan beberapa teman, saya jawab, "yaa saya sebenarnya ingin mendaftar, saya tau bahwa dengan saya mendaftar, maka itu akan membuka peluang untuk saya bertemu dengan jodoh, cuman saya masih belum siap jika nanti tiba-tiba ada yang ingin ta'aruf dan saya harus menolaknya dengan alasan yang sulit diterima. Nanti jadinya menunjukkan bahwa saya ini tidak serius untuk segera menikah". Kemudian saya juga teringat dengan orang tua yang mungkin tidak akan setuju kalau saya menikah setelah wisuda. Karena dari yang saya lihat, orang tua sangat berharap saya mempunyai pekerjaan yang menjamin masa depan saya, dan saya bisa membantu adik-adik saya terlebih dahulu. Kemudian teman saya menjawab "yaa cari jodohnya yang bisa mengambil hati orang tua,,punya penghasilan dan masa depan yang jelas, pasti orang tua juga menginginkan yang terbaik untuk anaknya,lagian menikah itu kan ibadah, sejauh ini pasangan yang melalui proses ta'aruf hubungan keluarganya baik2 saja". Sampai disitu, pembicaraan malam kemarin. Selanjutnya hal ini menjadi sedikit renungan bagi saya. 
.......
Kemudian keesokan harinya,tepat hari sabtu pukul 11.30 pagi saya main ke sekre lagi, niatnya mau pergi ke Perpustakaan Daerah setelah dzuhur,ehh ternyata ketemu adik junior dan bilang ada seminar mbak Asma Nadia jam 13.00 siang ini. Waaaahh saya senang banget dong, karena mbak Asma itu penulis favorit saya, kemudian kami berangkat,sampai ditempat saya tidak menyangka kalau seminarnya tentang bagaimana membentuk keluarga yang islami. Dengan pembicara mbak Asma dan seorang ustadz yang saya lupa namanya hehe :). Lagi-lagi seminar ini membicarakan tentang jodoh dan pernikahan. Dari materi yang disampaikan oleh ustadz mengenai makna dari surah Al- Furqan ayat 74. Dan orang-orang yang berkata,"Ya Tuhan kami, anugerahkankanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk mata, penyenang hati, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa". Doa ini kata beliau menjadi doa yang hendaknya selalu dibaca agar memperoleh pasangan yang dapat menjadi penyejuk mata dan anak-anak yang menyenangkan hati. Dan kuncinya adalah selalu perbaiki diri, perbaiki diri, dan perbaiki diri. Yakinlah bahwa janji Allah itu pasti, barang siapa yang selalu berusaha memperbaiki diri maka akan dipertemukan dengan jodoh yang senantiasa memperbaiki diri pula. kemudian ditanya kapan target nikah? haha ini pertanyaan yang berat. Disini saya berfikir, bahwa saya saja rasanya baru mulai mencoba memperbaiki diri, maka sudah pantaskah saya untuk mengharapkan jodoh yang baik. Usaha yang dapat saya lakukan saat ini mencoba untuk memantaskan diri. 
........
Kemudian mbak Asma juga ngasih materi tentang hal serupa, dan benang merah yang dapat saya ambil disini, bahwa seorang ikhwan (laki-laki) harusnya sudah bisa berpenghasilan sendiri meskipun ia sedang kuliah, karena itu akan menjadi nilai plus dimata camer (calon mertua) hehehe. Seandainya ada ikhwan sholeh yang bekerja sebagai penyapu jalanan, atau pengamen bahkan pembuang sampah, adakah akhwat yang mau menerimanya? semua akhwat terdiam dan kalaupun menjawab seperti ragu-ragu dan terpaksa "yasudahlah, boleh sih, iii..yaa..a" haha tuh kan, berarti rezky itu juga harus diusahakan. Kemudian bagi akhwat, kata mbak asma, sebaiknya setelah menikah keluarga menjadi nomor 1 dan karir menjadi nomor 2, kalau bisa seorang wanita bekerja yang tidak terlalu sering meninggalkan rumah, karena anak-anak itu sanat perlu bimbingan dan kasih sayang dari orang tuanya. Haha, disini juga mbak Asma sepertinya menyarankan untuk segera menikah, kalau sudah ada yang diminati, demi mencegah hawa nafsu yang kita sendiri pun terkadang tidak dapat mengendalikannya. Kalau sudah menikah juga rezkinya menjadi besar karena digabung menjadi dua. Hahaha,, saya rasa ini memang menjadi godaan di semester akhir, saat galaunya skripsi bercampur aduk dengan galaunya soal jodoh. Untuk soal "daftar" mungkin saya akan segera mendaftar saat hati saya sudah mantap. Perjalanan jodoh itu sama dengan perjalanan rezki, kalau gak diusahakan gak akan nyampe. Semoga diberi petunjuk untuk segera memantapkan hati :)
........
love story about skripsi mungkin di lain waktu saya ceritakan. Buat sahabat saya yang baca ini jangan ketawa yaaa... semoga juga dipercepat skripsi dan dipermudah menjemput jodohnya amin :)

Rabu, 14 Januari 2015

Skripsi Vs Drama Korea + Novel

Huuaaahhh.... akhirnya kesampaian juga buat nulis di blog... padahal udah beberapa hari yang lalu pengen nulis banyak cerita tapi karena malasnya yang gak ketulungan sama sibuk yang dibuat-buat akhirnya gak jadi deh... Malam ini malahan kaya gak ada kerjaan nulis blog di jam 01.30 dini hari,, . Emmm yasudahlah.. yang penting aku mau cerita sekarang... 
Setelah masa PPL alias magang berakhir, itu berarti kewajiban menyelesaikan kuliah harus segera ditunaikan. Maklum sudah mendapat PERINGATAN KERAS dari ibu sama ayah kalo aku harus segera wisuda, karena beasiswa juga yang menuntut aku harus lulus maksimal 4 tahun. Awalnya aku pikir semua akan berjalan lancar... Dulu waktu semester 6 sama 7... tekadnya mau rajin dan tekun ngerjain skripsi... seminar harus tahun 2014... kuliah kalo bisas lulus dalam waktu 3 tahun setengah.. (Ambooii...amboii...aku aja malu kalo ingat tekadku dulu). Dulu lagi nih... aku heraaan banget sama teman2 yang udah semester akhir tapi kok kayanya mereka males banget ngerjain skripsi, yang berdampak kepada tertundanya target wisuda mereka (adduhh  malu banget ingat betapa sombongnya aku dulu inih T_T ).
Tapi itu dulu.... sekarang ??? Oohhhh Tuhan... aku baru ngerasain... ngerasaaiiin banget kalo ngerjain skripsi ituuu maaaleees banget.. hiks...hiks.. Judul aku udah di ACC... bimbingan ke dospem baru 1 kali.. itupun disuruh menyelesaikan bab 1 sampe bab 3 baru bimbingan lagi... Nah loh... sekarang aja bab 1 belum kelar-kelar... jangankan kelar,, mau nulis apa di paragraf pertama aja aku bingungnya setengah hidup. Disaat-saat seperti ini malah virus kegilaanku sama drama korea semakin menjadi-jadi. Oohh... entahlah.. aku juga gak tau apa sebabnya ini... tapi rasanya otakku benar-benar gak jalan kalo aku udah duduk depan laptop dengan setumpuk file-file jurnal yang udah aku download. Baca satu baris nguap, baca dua baris nguap, rasanya banyakan nguapnya deh dari pada bacanya... oohh aiigoo... otoukke.. mata, otak, dan hati rasanya udah kompak banget sama malasnya aku inih.. Ini benar-benar nyata loh sodara-sodara... aku juga bingung sama diriku sendiri.. 
Ada saja alasan yang aku buat biar gak ngerjain tuh skripsi... Maklumlah aku baru dapet drama korea terbaru dari temenku yang ngakunya sebagai (bank.nya drama korea) setelah dihitung-hitung ada sekitar 18 drama.. Kalo drama nya udah menarik banget, aku bahkan bisa gak keluar kamar kost dari pagi sampe malem (kecuali buat sholat sama makan) dan itu bisa berakhir sampe jam 3 subuh, atau gak pas orang adzan subuh. Ahhh...picosseo... nomu-nomu picosso... aku benar-benar udah gila. 
Kalo aku udah bosan nonton... mulailah kegilaanku baca novel kambuh.. maklum, aku baru beli 6 novel dari mbak Asma Nadia pas aku hadir dalam Talkshow.nya kemarin di Pontianak. Kalo aku udah baca novelnya mbak Asma... satu novel bisa habis dalam sekali duduk.. yaa bisa dibilang dari pagi sampe malem lah.. (karena kalo aku baca novel tuh dihayatin bangeet deh... sampe nangis-nangis.hihiiq :D ). 
So.... kapan waktunya aku ngerjain skripsi ?? Benar banget kata temen aku.. kalo skripsi itu bukan masalah pinter atau gak.. tapi masalah niat. Kalo belum ada niat yaaa gak bakal kelar. Sebenarnya aku gak acuh banget sih sama yang namanya skripsi... soalnya aku juga udah ngumpulin banyak banget refernsi dari skripsi senior, jurnal-jurnal di internet, bahkan buku-buku penunjang juga udah dicari-cari.. Aku juga cukup sering ngunjungin ruang baca di kampus, perpustakaan daerah, bahkan diam di perpustakaan dari pagi sampe malem.. tapi rasanya gak dapet apa-apa. Aiiigoo... pusing deh... bingung juga... secara beberapa teman itu kalo ditanya, rata-rata mereka udah kelar bab 3.. tinggal revisi-revisi aja.. sedangkan aku sepatah kata pun belum di bab 1.. hiks.. :(
Setelah curhat sama temen.. katanya aku ini terlalu berfikir ingin yang sempurna, dan terlalu diambil pusing, jadinya gak jadi..jadi... kalo teman-teman yang lain mereka santai aja.. ditulis aja, yang penting jadi...nanti masalah bagus atau gak itu kan bisa diperbaiki.. Heemm bener juga sih... tapiii entahlah.. aku juga yang terlalu malas.. Penyakit malas rasanya udah mengegrogoti seluruh tubuh. Khawatir rasanya gak bisa wisuda tepat waktu, khawatir bakal mengecewakan ayah sama ibu, Aku sadar sebenernya...kalo aku salah, aku harus segera berubah, Ya Tuhan.. berilah hamba kekuatan untuk melawan diri hamba sendiri.. melawan penyakit malas ini. dan Lancarkanlah proses penyusunana skripsi hamba agar bisa membanggakan orang tua.
SEMANGAT.. eemmm kayanya harus nulis target disini.. kalo bab 1 sampe bab 3 dan segala macam instrumen penelitian harus selesai tanggal 31 Januari 2015. Semua yang baca di blog ini jadi saksi yaa... kita ketemu lagi tanggal 31 Januari 2015 dan semuanya persiapan buat bimbingan sudah selesai. Okeee... Bismillah. harus berubah :D